Monday 25 September 2017

Jamuran

Jamuran adalah dolanan bocah tempo dulu yang sekarang sudah sangat jarang dilakukan, dahulu anak - anak kecil di pedesaan sring memainkan jamuran ini, pada masa kecil ku dulu pun aku sering memainkan bersama kawan kawan ku. Permaini ini memang membutuhkan setidaknya 5 orang untuk bermain.

Cara bermain Jamuran sangatlah sederhana. Diawali dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang harus jaga. Yang kalah hompimpa harus berada di lingkaran (boleh duduk boleh berdiri), lantas sisanya  membuat lingkaran besar sambil bergandengan tangan dan menyanyikan lagu jamuran sambil bergoyang ke kiri dan ke kanan. Begini lagunya:

Jamuran, jamuran, yo ge ge thok Jamur apa, jamur apa, yo ge ge thok Jamur payung ngrembuyung kaya lembayung Sira badhe jamur apa? 

Di beberapa daerah lirik jamuran ini ada sedikit yang berbeda namun nadanya tetap sama. Sedangkan saat saya kecil versi ini yang saya kenal. Setelah lagu selesai dinyanyikan, maka anak yang berada  di tengah lingkaran akan menjawab misalnya “aku njaluk jamur kendi borot”. Setelah mendengar permintaan anak yang di tengah, semuanya pun harus berubah menjadi jamur yang diminta, jika tidak mengikuti perintah maka anak tersebut dianggap kalah dan harus menjadi orang yang berdiri di tengah menggantikan temannya yang tadi. Permainan ini pun biasanya akan diulang terus-menerus hingga lelah.

Lantas apakah jamur kendi borot itu? Bagi anak-anak yang sudah sering melakukan permainan ini mereka akan segera tahu yang dimaksud dengan jamur kendi borot (kendi bocor) adalah mereka harus kencing saat itu juga. Jadi siapa pun yang tidak kencing akan aklah dan menjadi korban yang berdiri di tengah lingkaran. Dulu jaman saya kecil, saya selalu kalah di bagian ini. Namun jika ada yang minta menjadi jamur kethek menek (monyet memanjat) maka saya akan menang karena saya dasarnya pecicilan dan di antara teman-teman cewek saya yang paling pintar memanjat.

Selain dua nama jamur yang sudah saya sebutkan, ada puluhan nama jamur seperti jamur gula setangkep (harus mencari pasangan), jamur patung (diam tak bergerak), jamur montor (berubah menjadi sepeda motor), hingga benda-benda yang mereka inginkan seperti jamur manuk (pura-pura terbang seperti burung), jamur kursi (menjadi tempat duduk), atau jamur ndondok (duduk jongkok) atau juga jamur kethek menek ( menjadi kera yang memanjat).

Nah disinilah kecerdasan diperlukan. Bagi anak-anak yang sudah biasa bermain mereka akan tahu nama-nama jamur dan gerakan apa yang harus mereka lakukan. Namun bagi anak yang agak terlambat dalam berpikir atau baru saja bermain biasanya dia tidak bisa memahami perintah dan selalu kalah.

Suatu ketika saya pernah mengajak saudara yang baru liburan ke rumah untuk ikut dalam permainan ini. Berhubung dia tidak bisa berbahasa Jawa dan baru mengenal permainan ini maka dia sering kalah. Namun beberapa anak sering memberitahu apa yang harus dia laukan. Secara tidak langsung permainan ini mengajarkan untuk saling bekerjasama dan peduli pada teman yang lain. Lewat permainan ini pula saudara saya akhirnya bisa mendapat banyak teman di kampung.

Seandainya pemerintah peka terhadap hal - hal semacam ini, mungkin di masukkan dalam paket wisata sehingga orang - orang luar akan mengenal bahwa kita memiliki permainan yang mengasyikkan.


logoblog

0 komentar:

Post a Comment