Showing posts with label Lain-Lain. Show all posts
Showing posts with label Lain-Lain. Show all posts

Tuesday, 28 August 2018

Ngaras roso

Wengi iki isih koyo wingi

Mbulan jumangkah ngulon

Pratondo isuk wus tumuli njedul

Bebarengan lintang kang isih sumunar

Jumangkah siji siji ngecaki pucukane ratri

Embun tumetes sakjroning suket esuk koyo eluh ku tan kebendung

Ra keroso jangkah ku wus adoh

Adoh ninggalake langit kang tansoyo padhang

Sumilir angin tansah ngancani pedhut esuk kang sumanding

Koyo roso kang tansoyo gedhe, tresno kang tansoyo jero

Sumegrak atiku yen kelingan esem manise

Kang tansah ngumandangake tembang tresno sak jroning dada

Pedhut tak roso tansoyo kandel, nalikane jangkah ku nyandung gedhene pepesthi

Pepesthi kang wis ora biso tak owahi

Esuk iki padhange langit wus gumanti dening petenge mendhung

Mendhung peteng kang gumatung sak jroning ati

Koyo roso kangen iki kang tan soyo jero, koyo jeroning jurang kang tanpo wates

Neng pinggir dalan iki grimis riwis riwis gumanti dening mudune banyu udan

Nyumilakake kabut tresno...

Nanging kabeh mau wus tumuli telat..

Kesaput gedhene angin pèpèsthén

Pèpèsthén antaraning aku lan sliramu kang wus tumuli ono kang nduweni

Arep ra tak roso hananging tetep kroso...

Mbuuh... iyo mbuuh... Koyo jaremu diajeng..

Nanging aku ora biso selak seko roso iki

Wus tak jugang jero neng pojoking ati iki

Nanging roso iki tetep ora biso ilang... Ora biso diajeng...

Thathit samber sinamber, bledhek gumuruh ing awan iki

Kabeh kui wus ra tak roso

Amung pangajab ku dumateng gusti kang murbeng dumadi,

Mugo roso ku lan roso mu biso nyawiji sanadyan ing saklam liyo...
logoblog

Tuesday, 10 October 2017

Makna Uborampe Dalam Sesajen Kenduri

Lambang-lambang dan makna dalam sesajen upacara kenduri sangat banyak, berikut beberapa makna dalam sesaji tersebut.

Sega golong 
melambangkan kebulatan tekad yang manunggal atau istilah Jawanya “tekad kang gumolong dadi sawiji”. Dalam hal kematian, baik yang mati maupun keluarga yang ditinggalkannya sama-sama mempunyai tujuan yaitu surga.

Sega asahan atau ambengan 
melambangkan suatu maksud agar arwah si mati maupun keluarga yang masih hidup kelak akan berada pada “pembenganing Pangeran”, artinya selalu mendapatkan ampun atas segala dosa-dosanya dan diterima di sisi - Nya.

Tumpeng atau nasi gunungan 
melambangkan suatu cita-cita atau tujuan yang mulia (gegayuhan kang luhur), seperti gunung yang mempunyai sifat besar dan puncaknya menjulang tinggi. Di samping itu didasari pula kepercayaan masyarakat bahwa di tempat yang tinggi itulah Tuhan Yang Maha Kuasa berada, roh manusiapun kelak akan ke sana.
 
Tumpeng Pungkur 
melambangkan perpisahan antara si mati dengan yang masih hidup, karena arwah si mati akan berada di alam yang lain sedangkan yang hidup masih berada di alam dunia yang ramai ini.

Sega wuduk dan lauk pauk sega atau bumbu lembaran 
maksudnya untuk menjamu roh para leluhur. Ingkung ayam melambangkan kelakuan pasrah atau menyerah kepada kekuasaan Tuhan. Istilah ingkung atau diingkung mempunyai makna “dibanda” atau dibelenggu.

Kembang Rasulan atau Kembang Telon 
melambangkan keharuman doa yang dilontarkan dari hati yang tulus ikhlas lahir batin. Di samping itu bau harus mempunyai makna kemuliaan.

Bubur Merah dan Bubur Putih 
melambangkan keberanian dan kesucian. Di sampingitu bubur merah untuk memule atau tanda bakti kepada roh dari bapak atau roh laki-laki dan bubur putih sebagai tanda bakti kepada roh dari ibu atau roh perempuan. Secara komplitnya adalah sebagai tanda bakti kepada bapa angkasa ibu pertiwi atau penguasa langit dan bumi, semua dibekteni dengan harapan akan memberikan berkah, baik kepada si mati maupun kepada yang masih hidup.

Tukon Pasar 
untuk menghormati “dinten pitu pekenan gangsal” atau hari dan pasaran dengan harapan segala perbuatan dan perjalanan roh si mati maupun yang masih hidup ke semua arah penjuru mata angin akan selalu mendapatkan selamat tanpa halangan. Disamping itu semoga mendapatkan berkah-Nya hari di mana hari itu diadakan selamatan, misalnya malam Kamis pon, Rabu Wage dan lain sebagainya.
 
Wajib 
melambangkan suatu niat ucapan terima kasih kepada kaum yang telah “ngujubake” menjabarakan tujuan selamatan itu, dan terima kasih pula kepada semua fihak yang ditujunya, semoga semuanya itu terkabul. 

Sega punar atau nasi kuning melambangkan kemulian, sebab warna atau cahaya kuning melambangkan sifat kemuliaan. Juga dimaksudkan sebagai jamuan mulia kepada yang dipujinya.
 
Apem 
melambangkan payung dan tameng, dan dimaksudkan agar perjalanan roh si mati maupun yang masih hidup selalu dapat menghadapi tantangannya dan segala gangguannya berkat perlindungan dari yang maha kuasa dan para leluhurnya.

Ketan 
adalah salah satu makanan  dari beras yang mempunyai sifat”pliket’ atau lekat. Dari kata pliket atau ketan, ke-raket melambangkan suatu keadaan atau tujuan yang tidak luntur atau layu, artinya tidak kenal putus asa.

Kolak 
adalah melambangkan suatu hidangan minuman segar atau untuk “seger-seger” sebagai pelepas dahaga. Disamping itu juga melambangkan suatu keadaan atau tujuan yang tidak luntur atau layu, artinya tidak kenal putus asa.
Kambing, merpati dan itik melambangkan suatu kendaraan yang akan dikendarai oleh roh si mati.

Sajian lain  seperti tikar, benang lawe, jodog, sentir, clupak, minyak klentik, sisir, minyak wangi, cermin, kapas, pisang, beras, gula, kelapa, jarum dan lain sebagainya yang mana hal ini biasanya pada selamatan seribu hari adalah sebagai lambang dari segala perlengkapan hidup manusia sehari-hari, dan semua itu dimaksudkan sebagai bekal roh si mati dalam menjalani kehidupan di alam baka. 

Adapun maknanya adalah sebagai berikut :
Benang Lawe 
adalah benag putih sebagai lambang tali suci sebagai pengikat atau tali hubugan antara keluarga yang ditinggalkan dengan yang sudah pergi jauh itu.
 
Jodog dan Sentir 
adalah lambang penerang, maksudnya agar roh si mati tadi selalu mendapatkan terang.

Clupak berisi minyak dan sumbu 
melambangkan obor di perjalanan dan semangan yang tinggi.

Minyak klentik 1 botol 
sebagai lambang bekal cadangan jika sewaktu-waktu kehabisan atau lampunya mati. Sebab kebiasaan orang Jawa jaman dulu menggunakan minyak lampu bukan dari minyak tanah seperti sekarang, melainkan dengan minyak kelapa atau minyak klentik.

Sisir, Minyak Wangi dan cermin 
melambangkan sebagai perlengkapan make up atau untuk “dandan’atau  menghiasi diri, agar rapi dan wangi,
jika perempuan ibarat seperti bidadari, jika laki-laki ibarat sepeti satriya yang tampan.

Kapas yang biasa sebagai alas atau isi bantal melambangkan bantal suci.

Pisang Raja 
sebagai lambang persembahan kepada yang maha kuasa di samping itu juga sebagai buah segar. 

Beras, Gula Kelapa 
melambangkan makanan beserta lauk dan bumbunya, sebagai bekal hidup di alam kelanggengan.
 
Jarum dan perlengkapannya 
sebagai lambang alat pembuat pakaian, maksudnya sebagai bekal untuk membuat pakaian jika sewaktu pakaiannya rusak.

Walaupun terkesan sederhana kenduren masih di lestarikan hingga saat ini. Tradisi ini memiliki nilai positif di masyarakat karena dapat memperkuat nilai - nilai kebersamaan dan mempererat tali persaudaraan.
logoblog

Makna Kenduri atau Kenduren

Masih Ingatkah dengan Kenduren atau Kenduri..??
Dalam adat masyarakat jawa banyak upacara adat yang dilakukan, namun upacara adat ini sekarang banyak yang tergilas jaman. Didaerah perkotaan mungkin saat ini sudah tidak dikenal lagi. Tetapi pada masyarakat pedesaan upacara kenduri atau kenduren ini sampai saat ini masih banyak di lakukan. 

Sebenarnya ucpacara adat ini bertujuan untuk bersyukur kepada yang Maha Kuasa atas nikmat yang telah di berikan - Nya dan juga untuk memohon keselamatan dan kesuksesan hajat yang akan mereka laksanakan. Salah satu upacara adat tersebut adalah kenduri atau kenduren. Kenduren ini dihadiri oleh para keluarga dan tetangga, yang dipimpin oleh pemuka adat atau ada yang menyebutnya sebagai "kaum" yang biasanya laki - laki. Dalam kenduren ini di sajikan tumpeng yang lengkap dengan lauk pauk dan sesajen biasanya berupa bunga, dupa dan kemenyan. Tumpeng dan lauk pauk ini nanti setelah berdoa akan di bagian kepada yang hadir, serta saat pulang akan di bawakan sebagai buah tangan atau di sebut berkat. dalam berkat ini berisi sembako atau tergantung oleh kemampuan tuan rumah. 

Tujuan dari diadakannya kenduren ini bermacam - macam, yang salah satunya adala berdoa memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk hajat yang akan dilakukan. Keduren sendiri ada bermacam - macam jenisnya. Ada kenduren untuk kelahiran, pernikahan, kematian dan masih banyak lainnya. Untuk kenduren kematian di bagi menjadi beberapa bagian yaitu :
Nelung Ndina atau tiga hari setelah kematian, pitung ndina atau tujuh hari setelah kematian, Matang puluh atau empat puluh hari, Nyatus atau seratus hari setelah kematian. Pada Nyatus atau seratus hari setelah kemaian inipun masih di bagi lagi menjadi : mendhak pisan atau setahun pertama. mendhak pindo atau tahun kedua,  nyewu atau mendhak ketelu atau seribu hari setelah meninggal dan yang terakhir adalah khol atau qol ysng biasanya di pringati setiap tahun. Dalam upacara adat juga memerlukan uborampe atau sesaji. 

Untuk sesaji ini banyak ragamnya dan sarat akan makna. Hal ini akan kita sampai pada artikel berikutnya.
logoblog

Thursday, 14 September 2017

Lelaki Idaman


Wanita : "Mas, kerjanya di mana?"

Pria : "Mmhhh... saya cuma karyawan biasa Mbak"

Wanita : "Kalo boleh tahu, pendapatan mas sampai berapa ya..?"

Pria : "Kalo gaji mah cuma 50 jt, tunjangan paling 10 jt/minggu"

Wanita : (WOW tajiiirrr ????)

Pria : "Tinggalnya di mana Mas ?"

Wanita : "Di Pondok Indah Mbak"

Wanita : (Widiihhh... kawasan elite)"Pasti rumahnya gede ya Mas?"

Pria : "Nggak juga Mbak, cuma sanggup ambil yang 5000 m2, dan cuma ditingkat 3, sebetulnya masih kurang sih, soalnya masih banyak mahasiswa yang pengen ngekost di rumah saya juga"

Wanita : (Kereeennn... jiwa bisnisnya okeee) "Mobilnya berderet dong Mas ?"...

Pria : "Mobil mah sesuai kebutuhan aja sih Mbak"...

Wanita : "Maksudnya..?"

Pria : "Ya, kalau lagi sendiri, pake Lamborghini, kalau lagi bawa temen banyak pake Alphard, Kalau pulang kampung pake Pajero soalnya kampung saya di kaki gunung" ...

Wanita : (klepek-klepek) "Oohh gitu. Kalau istrinya pake mobil apa Mas?"

Pria : "Aduh, malu sayaa, belum punya istri Mbak"

Wanita : (Ya ampuun, lampu ijoo..) "Mas suka ngerokok nggak ?"..

Pria : "Nggak Mbak, saya nyium asepnya aja nggak kuat Mbak"

Wanita : (Wah sehat dompet, sehat fisiknya juga ??) "Mmhh.. kalau minuman keras ?"..

Pria : "Haram lah, Mbak" ...

Wanita : (Beragama juga.. ??) "Emang Mas nggak suka dugem ?"..

Pria : "Nggak lah Mbak, takut kesiangan bangun buat sholat tahajjud"

Wanita : (Aiiihhh laki-laki sholeehhh, cocok niihhh buat dijadiin suami) "Mas udah haji ya ?"

Pria : "Alhamdulillah sudah Mbak, kemarin terakhir sama keluarga besar, Umroh juga, alhamdulillah tiap tahun"

Wanita : (Waaahhh kalau saya jadi istrinya, bakal umroh tiap tahun juga ??????) "Hmm... Mas keren ya, banyak duit tapi low profile. Btw... jadi pengen tau, hobi Mas apa sih?"

Pria : "Hobi saya ya gini ini, suka ngarang cerita aja, kayak sekarang ini..."
logoblog

Saturday, 9 September 2017

Kerjasama vs Berlomba

Beberapa hari yang lalu, kedua anak saya menerima Report Card dari sekolahnya Ronald Reagan Elementary School (rapor kalau di Indonesia). 
Melihat keduanya mendapat nilai-nilai yang sangat bagus. Anehnya kok tidak tercantum info tentang rangking?,
Saya tergoda bertanya ke salah satu gurunya...
“Anak saya ranking berapa, Ms. Batey?”
Dia balik bertanya, “Kenapa Anda orang Asia selalu nanya seperti itu?”
"Wah, salah apa saya ini....?" kata saya dalam hati.
Dia melanjutkan bicara,  “Anda kok sangat suka sekali berkompetisi?" katanya.
"Di level anak Anda, tidak ada rangking2an...!"
"Tidak ada kompetisi!" tambahnya.
"Kami mengajari mereka tentang 'cooperation' alias kerjasama....!"
"Mereka harus bisa bekerja dalam 'team work'"
"Dan mereka harus bisa cepat bersosialisasi dan beradaptasi."
"Mereka harus punya banyak teman!"
"Lebih penting bagi kami untuk mengajari mereka story telling dan bagaimana mengungkapkan isi pikiran dalam bahasa yang terstruktur dan sistematis!"
"Kami mengajari mereka "logika" dalam setiap kalimat yang mereka ucapkan!"
Dari sini, rupanya kenapa teman-teman saya di kantor mentalnya selalu "How can I help you? Hampir tidak pernah saya lihat mereka jegal-jegalan.
Dan, di Amrik hampir semua profesi mendapat penghasilan atau penghargaan yang layak. Tidak harus semua jadi dokter, insinyur atau profesi lain yang terlihat "terhormat" seperti di Indonesia...
Semua orang boleh mencari penghidupan sesuai passionnya, sehingga semua bidang kehidupan berkembang maju, karena diisi oranng2 yang bekerja dengan penuh gairah.
Wah…saya jadi ingat, memang pendidikan di negeri saya sangat kompetitif. Banyak orangtua yang narsis kemudian memajang prestasi anak-anaknya di sosmed. Wow!
Tanpa disadari sebagian dari mereka nanti akan tumbuh menjadi orang-orang yang terlalu suka berkompetisi dan lupa bekerjasama.
Kiri-kanannya dianggap saingan bahkan sangat mungkin sebagai musuhnya? 
Dirinya harus menjadi yang terbaik!
Mending kalau si anak bisa mengembangkan dirinya supaya menang persaingan. Yang ada, kadang mereka justru menunjukkan kebaikan dirinya dengan cara menungkapkan kejelekan-kejelekan temannya ataupun orang lain...
"Kalo bukan kita siapa lagi?" begitu jargonnya…
Wuih..., betapa arogannya, seakan-akan fihak lain tidak ada yg bisa! Hanya dia sendiri yang mampu!
Kemudian yang ada adalah menjadi sakit mentalnya….
"Aku menang.....aku menang....!" begitu suara anak-anak dari sebuah gang di ibukota...
Entah permainan apa yang mereka menangkan?
Entah kapan dia sadar, bahwa hidup bukan melulu soal menang atau kalah!
     (Bakersfield USA)
     The magic words is "How can I help you...”

logoblog

Wednesday, 6 September 2017

Dapatkah Si Miskin Membiayai Orang Kaya

Hakikat perniagaan di negeri ini sering saya gambarkan dalam cerita tentang seorang pengusaha kecil yang memiliki produk, katakanlah keripik ubi. Untuk dapat masuk ke sebuah supermarket besar, produk ini harus melewati sekian uji-saring ketat, dari kualitas hingga kemasan. Dan akhirnya iapun diterima, terpampang agak tersembunyi di salah satu sudut raknya.
Tapi sistem pembayaran keripik ubi itu adalah konsinyasi; tiga bulan dipajang baru dihitung berapa yang laku. Laporan bisa diambil sekaligus sisa barang. Lalu pembayaran tunai baru akan diterima secepat-cepatnya sebulan kemudian.
Total empat bulan.
Tapi kalau si pemilik usaha amat kecil ubi ini pada saat menyetorkan dagangannya hendak beli beras atau gula di supermarket itu, bisakah ia minta dihitung nanti dari hasil dagangannya? Tidak!. Dia harus membayar tunai. Saat itu juga.
Inilah tata ekonomi, di mana orang miskin membiayai orang kaya. 
Pemilik usaha kecil itulah yang menopang bisnis para pemodal besar supermarket.
Maka kita selalu bahagia pergi ke pasar tradisional, karena kita akan menemukan nilai-nilai yang amat mahal. 
Saking mahalnya, 500 orang terkaya di dunia versi Forbes bersekutupun takkan sanggup membelinya.
Tempo hari, terlihat di Pasar Prawirotaman Yogyakarta, seorang ibu penjual bawang merah dan putih yang asyik mengupasi sebagian dagangan yang sudah keriput kulitnya. Tak banyak yang disandingnya, hanya setampah kecil saja.
Lalu seorang lelaki yang lebih muda, sambil tersenyum ke sana kemari menjajakan pisang satu lirang saja, yang dilihat keadaannya memang hanya akan bagus kalau dimakan hari ini segera. Besok tidak.
Dan tetap asyik dengan pisaunya, sang ibu mendongak, lalu berkata dengan tawa ringan yang memamerkan giginya, "Tolong pisangnya gantungkan di cantelan motorku itu ya Dik, ini uangnya ambil ke sini."
"Ya Mbak, lima ribu saja buat Njenengan."
Maka ketika si Mas usai menaruh pisang itu, sang ibu menyumpalkan tiga uang lima ribuan ke tas plastik si Mas yang berisi jajanan ketika dia mendekat.
Semula lelaki itu tak menyadarinya, tapi setelah berjalan beberapa langkah dia kembali. "Weh, kebanyakan Mbak", katanya.
"Tidak apa-apa, buat jajan anakmu lho Dik. Lagipula pisang segini banyak ya ndak mungkin 5000 to."
"Ndak. Memang segitu harganya Mbak. Jajannya juga sudah ada kok ini." Lalu uang itu dikembalikannya. Tak mau kalah, Si Ibu segera menyusul Si Mas yang berlari. Memasukkan lagi uang lebihan 10.000 itu ke tas plastiknya. Si Mas tersenyum geleng-geleng kepala. Lalu dengan penuh kesopanan, dia pamit pergi.
Siang hari ketika si Ibu hendak pulang, seorang pedagang bakso menghampirinya. "Ini mbak, baksonya."
"Lho saya tidak pesan itu?"
"Lha tadi Mase penjual pisang yang memesankan itu. Terus dia bilang diracik sama ngasihkannya nanti saja kalau Njenengan mau pulang."
"O Allah... Rejeki. Sembah nuwun Gustiiii..."
Adakah engkau temukan di tempat belanjamu orang saling berebut untuk membahagiakan sesamanya seperti ini? 
Ah, mungkin sesekali kau perlu pergi ke pasar yang kaulihat becek dan sumpek itu. Sebab di sana ada yang tak dapat kaubeli dengan harta, tapi dapat kaurasakan mengaliri hatimu dengan sejuta haru dan makna.
Mari beralih ke pasar tradisional, dan menjadi kaya bersama-sama, bukan memperkaya yang sudah super kaya
logoblog

Tuesday, 5 September 2017

Kisah Raja dan Sang Pelayan

Berprasangka baik tidak akan ada kejelekannya, dan bahkan kita akan mendapat pahala dan nikmat dari Allah, apalagi jika kita berprasangka baik terhadap Allah Niscaya Barokah dan Ridlonya akan kita dapatkan, seperti kisah berikut ini :

Ada seorang Raja yang mempunyai seorang pelayan, yang dalam setiap kesempatan selalu berkata kepada sang Raja: "Yang Mulia, jangan khawatir, karena segala sesuatu yang dikerjakan Allah adalah sempurna, Ia tak pernah salah."

Suatu hari, mereka pergi berburu, pada saat mana seekor binatang buas menyerang sang Raja. Si pelayan berhasil membunuh binatang tersebut, namun tidak bisa mencegah Rajanya dari kehilangan sebuah jari tangan.

Geram dengan apa yang dialaminya, tanpa merasa berterima kasih, sang Raja berkata, "Kalau Allah itu baik, saya tidak akan diserang oleh binatang buas dan kehilangan satu jari saya..!"

Pelayan tersebut menjawab, "Apapun yang telah terjadi kepada Yang Mulia, percayalah bahwa Allah itu baik dan apapun yang dikerjakanNya adalah sempurna, Ia tak pernah salah."

Merasa sangat tersinggung oleh respon pelayannya, sekembalinya ke istana, sang Raja memerintahkan para pengawalnya untuk memenjarakan si pelayan. Sementara dibawa ke penjara, pelayan tersebut masih saja mengulangi perkataannya: "Allah adalah baik dan sempurna adanya."

Dalam suatu kesempatan lain, sang Raja pergi berburu sendirian, dan karena pergi terlalu jauh ia ditangkap oleh orang-orang primitif yang biasa menggunakan manusia sebagai korban.

Diatas altar persembahan, orang-orang primitif tersebut menemukan bahwa sang Raja tidak memiliki jari yang lengkap. Mereka kemudian melepaskan Raja tersebut karena dianggap tidak sempurna untuk dipersembahkan kepada dewa mereka.

Sekembalinya ke istana, sang Raja memerintahkan para pengawal untuk mengeluarkan si pelayan dari tahanan, dan Raja itu berkata: "Temanku.. Allah sungguh baik kepadaku. Aku hampir saja dibunuh oleh orang primitif, namun karena jariku tidak lengkap, mereka melepaskanku."

Tapi aku punya sebuah pertanyaan untukmu. "Kalau Allah itu baik, mengapa Ia membiarkan aku memenjarakanmu ?

Sang pelayan menjawab: "Yang Mulia, kalau saja baginda tidak memenjarakan saya, baginda pasti sudah mengajak saya pergi berburu, dan saya pasti sudah dijadikan korban oleh orang-orang primitif sebab semua anggota tubuh saya masih lengkap."

Semua yang dikerjakan Allah adalah sempurna, Ia tak pernah salah. Seringkali kita mengeluh mengenai hidup kita, dan pikiran negatif pun membunuh pikiran kita yang positif

Marilah berpikir positif dan percayalah akan kebaikan Allah setiap saat.

Allah pasti tahu mengapa Ia memilihmu untuk membaca pesan ini. Berbagilah dengan orang-orang yang anda kenal.

Selamat berbaik sangka kepada Allah, atas segala kejadian & keadaan hidup kita.
logoblog

8 Kunci Kesuksesan

Seorang pria yg tidak lulus ujian masuk universitas, di nikahkan orang tuanya.

Untuk mendapat penghasilan, ia pun melamar menjadi guru sekolah dasar dan mulai mengajar. Karena pengetahuan mengajar, belum sampai satu minggu mengajar ia sudah dikeluarkan.

Setibanya di rumah, sang istri menghapuskan air mata nya, menghiburnya dengan berkata: "Banyak ilmu dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada pula yang tidak bisa. Tidak perlu bersedih karena hal ini. Mungkin ada pekerjaan lain yang lebih cocok untukmu sedang menantimu."

Kemudian ia melamar dan melakukan pekerjaan lain, namun dipecat juga karena geraknya lambat.

Saat itu sang istri berkata : kegesitan kaki - tangan setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat?

Ia pun bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun yg berhasil, semua gagal di tengah jalan.

Namun demikian, tiap kali pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak pernah mengeluh.

Ketika sudah berumur 30 tahun-an, ia mulai dapat berkat sedikit melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu wicara.

Kemudian ia membuka sekolah siswa cacat, dan akhirnya bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat di berbagai kota.

Akhirnya ia menjadi boss yang memiliki kekayaan berlimpah.

Suatu hari, ia yang sekarang sudah sukses besar, bertanya kepada sang istri, kenapa ketika masa depan nya masih suram, engkau tetap begitu percaya kepada ku ?

Jawaban sang istri ternyata sangat polos dan sederhana :

Sebidang tanah yg tidak cocok ditanami gandum, bisa dicoba untuk ditanami kacang. Jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, coba tanami buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam, pasti bisa berbunga, karena pada sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, pasti bisa menghasilkan panen dari nya.

Mendengar penjelasan sang istri, ia mengeluarkan air mata terharu.... Keyakinan kuat, ketabahan serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit unggul.

Semua prestasi dirinya, adalah berkat keajaiban bibit unggul yang kokoh hingga bertumbuh kembang jadi kenyataan.

Di dunia ini tidak ada seorang pun yg hanya sekedar sampah, dia hanya tidak berada di posisi yang tepat.

Setelah membaca cerita ini, jangan dibiarkan saja, teruskan ke orang lain.

Anda akan ikut berbahagia apabila orang yg tadinya susah menjadi sukses.

Delapan kalimat di bawah ini, adalah intisari kehidupan :

1. Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun diberi gunung emas tidak akan bisa merasakan     kebahagiaan.

2. Orang yang tidak bisa toleran, seberapa banyak pun teman nya, akhirnya akan sendirian.

3. Orang yang tidak tahu bersyukur, seberapa pintar pun, tidak akan sukses.

4. Orang yang tidak bertindak nyata, seberapa cerdas pun tidak akan tercapai cita-cita nya.

5. Orang yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, seberapa giat pun kerja nya tidak akan               mendapatkan hasil yang optimal.

6. Orang yang tidak bisa menabung, dapat rejeki terus pun tidak akan bisa menjadi kaya.

7. Orang yang tidak bisa merasa puas, seberapa kaya pun tidak akan bahagia.

8. Orang yang tidak bisa menjaga kesehatan, berobat terus pun tidak akan berusia panjang.

~Jangan tunggu, segera bagikan motivasi yang bagus ini~
logoblog

Monday, 4 September 2017

Masih Ingatkah dengan Kenduren atau Kenduri

Dalam adat masyarakat jawa banyak upacara adat yang dilakukan, namun upacara adat ini sekarang banyak yang tergilas jaman. Didaerah perkotaan mungkin saat ini sudah tidak mengenal dengan berbagai upacara adat yang oleh sebagaian masyarakat masih di lakukan, terutama untuk daerah pedesaan. Sebenarnya upacara adat ini bertujuan untuk bersyukur kepada yang Maha Kuasa atas nikmat yang telah di berikan Nya dan juga untuk memohon keselamatan dan kesuksesan hajat yang akan mereka laksanakan. Salah satu upacara adat adalah kenduri atau kenduren. Kenduren ini dihadiri oleh para keluarga dan tetangga, yang dipimpin oleh pemuka adat atau ada yang menyebutnya sebagai kaum yang biasanya laki - laki. Dalam kenduren ini di sajikan tumpeng yang lengkap dengan lauk pauk dan sesajen biasanya berupa bunga, dupa dan kemenyan dll. Tumpeng dan lauk pauk ini nanti setelah berdoa akan di bagian kepada yang hadir, serta saat pulang akan di bawakan buah tangan atau di sebut berkat. Dalam berkat ini berisi sembako atau tergantung oleh tuan rumah. Tujuan dari diadakannya kenduren ini bermacam - macam, yang salah satunya adalah berdoa memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk hajat yang akan dilakukan berjalan lancar dan sukses. Keduren sediri ada bermacam - macam jenisnya.
Berkatan Kenduren
Ada kenduren untuk kelahiran, pernikahan, kematian dan masih banyak lainnya. Untuk kenduren kematian di bagi menjadi beberapa bagian yaitu :
Nelung Ndina atau tiga hari setelah kematian, pitung ndina atau tujuh hari setelah kematian, Matang puluh atau empat puluh hari, Nyatus atau seratus hari setelah kematian ini di bagi menjadi : mendhak pisan atau setahun pertama. mendhak pindo atau tahun kedua,  nyewu atau mendhak ketelu atau seribu hari setelah meninggal dan yang terakhir adalah khol atau qol yang biasanya di peringati setiap tahun. Dalam upacara adat juga memerlukan uborampe atau sesaji. berikut sesaji yang terdapat dalam kenduren dan maknanya.

Sesajen Kenduren
Lambang-lambang dan Makna yang Terkandung dalam Upacara
Sega Golong melambangkan kebulatan tekad yang manunggal atau istilah Jawanya “tekad kang gumolong dadi sawiji”. Dalam hal kematian, baik yang mati maupun keluarga yang ditinggalkannya sama-sama mempunyai tujuan yaitu surga.
Sega Asahan atau Ambengan melambangkan suatu maksud agar arwah si mati maupun keluarga yang masih hidup kelak akan berada pada “pembenganing Pangeran”, artinya selalu mendapatkan ampun atas segala dosa-dosanya dan diterima di sisiNya.
Tumpeng / Nasi Gunungan melambangkan suatu cita-cita atau tujuan yang mulia (gegayuhan kang luhur), seperti gunung yang mempunyai sifat besar dan puncaknya menjulang tinggi. Di samping itu didasari pula kepercayaan masyarakat bahwa di tempat yang tinggi itulah Tuhan Yang Maha Kuasa berada, roh manusiapun kelak akan ke sana.
Tumpeng Pungkur melambangkan perpisahan antara si mati dengan yang masih hidup, karena arwah si mati akan berada di alam yang lain sedangkan yang hidup masih berada di alam dunia yang ramai ini.
Sega wuduk dan lauk pauk segar/bumbu lembaran maksudnya untuk menjamu roh para leluhur.
Ingkung Ayam melambangkan kelakuan pasrah atau menyerah kepada kekuasaan Tuhan. Istilah ingkung atau diingkung mempunyai makna “dibanda” atau dibelenggu.
Kembang Rasulan atau Kembang Telon melambangkan keharuman doa yang dilontarkan dari hati yang tulus ikhlas lahir batin. Di samping itu bau harus mempunyai makna kemuliaan.
Bubur Merah dan Bubur Putih melambangkan keberanian dan kesucian. Di sampingitu bubur merah untuk memule atau tanda bakti kepada roh dari bapak atau roh laki-laki dan bubur putih sebagai tanda bakti kepada roh dari ibu atau roh perempuan. Secara komplitnya adalah sebagai tanda bakti kepada bapa angkasa ibu pertiwi atau penguasa langit dan bumi, semuadibekteni dengan harapan akan memberikan berkah, baik kepada si mati maupun kepada yang masih hidup.
Tukon Pasar untuk menghormati “dinten pitu pekenan gangsal” atau hari dan pasaran dengan harapan segala perbuatan dan perjalanan roh si mati maupun yang masih hidup ke semua arah penjuru mata angin akan selalu mendapatkan selamat tanpa halangan suatu apa, Disamping itu semoga mendapatkan berkah-Nya hari di mana hari itu diadakan selamatan, misalnya malam Kamis pon, Rabu Wage dan lain sebagainya.
Wajib yang berupa uang dalam amplop melambangkan suatu niat ucapan terima kasih kepada kaum atau pemimpin kenduren yang telah “ngujubake” menjabarakan tujuan selamatan itu, dan terima kasih pula kepada semua fihak yang ditujunya, semoga semuanya itu terkabul.
Sega Punar atau Nasi Kuning melambangkan kemulian, sebab warna atau cahaya kuning melambangkan sifat kemuliaan. Juga dimaksudkan sebagai jamuan mulia kepada yang dipujinya.
Apem melambangkan payung dan tameng, dan dimaksudkan agar perjalanan roh si mati maupun yang masih hidup selalu dapat menghadapi tantangannya dan segala gangguannya berkat perlindungan dari yang maha kuasa dan para leluhurnya.
Ketan adalah salah satu makanan  dari beras yang mempunyai sifat”pliket’ atau lekat. Dari kata pliket atau ketan, ke-raket melambangkan suatu keadaan atau tujuan yang tidak luntur atau layu, artinya tidak kenal putus asa.
Kolak adalah melambangkan suatu hidangan minuman segar atau untuk “seger-seger” sebagai pelepas dahaga. Disamping itu juga melambangkan suatu keadaan atau tujuan yang tidak luntur atau layu, artinya tidak kenal putus asa.
Kambing, Merpati dan Itik melambangkan suatu kendaraan yang akan dikendarai oleh roh si mati.
Sajen atau Sesajian atau Uba Rampe lain  seperti tikar, benang lawe, jodog, sentir, clupak, minyak klentik, sisir, minyak wangi, cermin, kapas, pisang, beras, gula, kelapa, jarum dan lain sebagainya yang mana hal ini biasanya pada selamatan seribu hari adalah sebagai lambang dari segala perlengkapan hidup manusia sehari-hari, dan semua itu dimaksudkan sebagai bekal roh si mati dalam menjalani kehidupan di alam baka.

Lambang Atau Makna Dari Uba Rampe
Benang Lawe adalah benang putih sebagai lambang tali suci sebagai pengikat atau tali hubugan antara keluarga yang ditinggalkan dengan yang sudah pergi jauh itu.
Jodog dan Sentir adalah lambang penerang, maksudnya agar roh si mati tadi selalu mendapatkan terang.
Clupak berisi minyak dan sumbu melambangkan obor di perjalanan dan semangan yang tinggi.
Minyak klentik 1 botol sebagai lambang bekal cadangan jika sewaktu-waktu kehabisan atau lampunya mati. Sebab kebiasaan orang Jawa jaman dulu menggunakan minyak lampu bukan dari minyak tanah seperti sekarang, melainkan denga minyak kelapa atau minyak klentik.
Sisir, Minyak Wangi dan Cermin melambangkan sebagai perlengkapanmake up atau untuk “dandan’/menghiasi diri, agar rapi dan wangi, jika perempuan ibarat seperti bidadari, jika laki-laki ibarat sepeti satriya yang tampan.
Kapas yang biasa sebagai alas atau isi bantal melambangkan bantal suci.
Pisang Raja sebagai lambang persembahan kepada yang maha kuasa di samping itu juga sebagai buah segar.
Beras, Gula Kelapa melambangkan makanan beserta lauk dan bumbunya, sebagai bekal hidup di alam kelanggengan.
Jarum dan Perlengkapannya sebagai lambang alat pembuat pakaian, maksudnya sebagai bekal untuk membuat pakaian jika sewaktu pakaiannya rusak.
logoblog

Thursday, 31 August 2017

Mengajarkan Keyakinan


Kisah inspiratif, nyata.. tapi butuh Tauhid yang membaca untuk bisa menirunya :)
#Anak SD dan ayahnya

Ada anak bernama Adi yang ingin mengikuti study tour ke sebuah kota :

Adi    : yah, ini jadi gak, Adi mau ikut Study Tour ?
Ayah : Kamu sudah bilang belum ke Allah ?
Adi   : Belum, yah.
Ayah : Bilang dulu deh ke Allah, masih ada waktu berapa ?
Adi   : Sekarang hari kamis, harus bayar maksimal besok jum'at, sabtu mau berangkat.
Ayah : Ya sudah, masih ada Maghrib, Isya, sholat malam, dan masih ada subuh di jum'at pagi, buat                  doa. Sudah, kamu sholat dulu, doa dulu sama Allah.

Adzan Maghrib pun berkumandang ..

Ayah : Ayo kita ke masjid, kita minta sama Allah, supaya kamu nanti bisa berangkat ikut study tour.              harus bayar berapa?
Adi : Rp. 27.000
Ayah : Ayo kita minta Rp. 27.000.
Setelah selesai sholat maghrib, si ayah menyuruh Adi berdoa

Ayah : kamu berdoa, silahkan .. jangan dalam hati, supaya ayah bisa mengamini ..
Adi   : "Ya Allah, saya ingin ikut study tour, tapi ini ya Allah, punya ayah pelit banget, Rp. 27.000 aja                 harus Sholat dulu, harus doa dulu, ya itulah mudah-mudahan ayah ngasih."
Ayah : husy.., doanya langsung ke Allah.
Adi   : "Ya Allah, tolong bayarin saya"
Ayah : husyy.., doanya langsung aja, bayarin kek, enggak kek, pokoknya berangkat study tour.
Adi   : ya sudah " seperti yang dikata ayah ya Allah, Aammiiin"
Ayah : Aammiiin.

Si Adi diajak lagi sholat Isya, dia doa lagi, ketika si Adi mikir tentang study tour, dibenerin sama ayahnya.

Ayah : Nak, kamu mikirin Allah, jangan mikirin duit !
Adi   : Yaaa, tapi ini harus bayar.
Ayah : Tapi itukan kata orang, bukan kata Allah, lihat apa yang yang Allah bilang, kalo Allah bilang "             berangkat ya berangkat ", betapa banyak orang yang bisa bayar, gak ikut karena sakit perut,                 karena  ada masalah dengan orang tuanya, karena bis itu mogok, dll. Sudah kamu tidur besok             bangun lagi untuk sholat malam.

Dengan nada lembut si ayah menasihati Adi yang gelisah.
Dan besok harinya si Adi dipanggil ayahnya

Ayah : Adi, sini nak, berapa duit bayarnya?
Adi   : Rp 27.000, yah
Ayah : sudah ini ada duit Rp. 27.000
Adi   : Alhamdullillah
Ayah : sssttt, sebentar, kamu bayarin temen kamu yang belum bayar study tour ya ..
Adi   : ooohh..., buat Adi?
Ayah : urusan Allah
Adi   : ooohh..., urusan Allah
Ayah : sudah, nanti juga kamu tau
Adi   : ya sudah, Assallamu'alaikum..

Berangkatlah si Adi ke sekolah dan membayarkan uangnya sesuai perintah ayahnya.

Adi   : Assallamu'alaikum, Bu, nih saya mau bayar
Guru : Wa'alaikumsallam, nah kebetulan memang kamu termasuk yang belum bayar
Adi   : tapi ini bukan buat saya, Bu
Guru : loh, lalu buat siapa?
Adi   : siapa temen-temen saya yang belum bayar?
Guru : ya ada tu, ada satu anak
Adi   : ya sudah Bu, kata ayah buat dia
Guru : loh.. kamu kan belum bayar
Adi   : tuh dia Bu.., saya juga gak ngerti. ya sudah Bu, ini buat dia ( sambil memberikan uangnya)
Guru : loh buat kamu gimana?
Adi   : buat saya ma, kata ayah " urusan Allah "
Guru : hmm.. ya tapi, walaupun kamu bayarin orang lain, kamu besok gak bisa ikut loh
Adi   : gak papa, bukan kata orang tua bukan kata ibu, tapi kata Allah
Guru : ya tapi....
Adi   : ya sudah Bu, wasallamu'alaikum ( si Adi cium tangan lalu pergi)

Setelah membayarkan uangnya atas perintah ayahnya si Adi lapor lagi ke Allah dalam sholat dhuhanya.

Adi : " Ya Allah, sudah saya bayarkan sesuai dengan perintah dari ayah. Ya Allah titipkan nasibku                kepadamu Ya Allah, supaya besok bisa berangkat study tour "

Si Adi malam sabtu makin gelisah di dalam kamar dan diketahui oleh ayahnya.

Ayah : nak tenang, kamu InshaaAllah kalo takdirnya berangkat, pasti berangkat, kalaupun tidak maka            itu takdirmu. sudah sekarang tidur dulu nak. ( Sambil mematikan lampu dan menutup pintu                  kamar Adi)

Adi pun tidur tanpa menjawab perkataan ayahnya.

Lalu pagi harinya Si Adi ini tidak mandi dan tidak berpakaian sekolah karena dia tau dia tidak akan berangkat.

Ayah : nak, kamu tidak bakal tau kamu berangkat atau tidak sampai kamu jalan
Adi   : tapi yah..
Ayah : gak ada tapi-tapian, bismilah berangkat..

Lalu berangkatlah si Adi, sebelum berangkat dia diajarkan dzikir oleh ayahnya, dan kata ayah Adi " kalo sampai, masuk dulu mushola, sholat dhuha dulu, lapor sama Allah bahwa sudah sampai mushola, sudah sampai sekolah, walaupun tidak ikut study tour". Melihat si Adi berangkat keluar rumah, ibunya ini sudah menangis..

Ibu    : nih anak terlalu kecil untuk diajarkan tauhid
Ayah : gakpapa Bu, kita kenalkan Allah kepada Adi dan semoga Allah memberi keajaiban kepada                   Adi.

Dan benar, seperti yang diucapkan ayahnya " belum tentu yang punya duit berangkat, dan belum tentu yang gakpunya duit kagak berangkat"

Lalu diabsenlah satu-satu naik bis. Anak yang kemarin berdoa pagi siang sore malam dan di hari terakhir dia bersedekah, Alhamdullillah tidak berangkat juga. Namun tiba-tiba satu pintu bis terbuka, ada ketua kelas turun.

Toni : MasyaAllah, kok kamu gak ikut ?
Adi  : ya begitulah..
Toni : gitu gimana? belum bayar ya?
Adi  : ya belum sih.., ya begitulah..
Toni : ooohh.. jadi sekarang gak ikut nih ?
Adi  : ya begitulah..
Toni : ya sudah, jagain sekolah ya, Assallamu'alaikum
( dengan perasaan sedih Adi menjawab salam dari ketua kelas)
Adi :Wa'alaikumsallam.
Lalu berangkatlah bis tersebut. semua orang melambaikan tangan termasuk anak yang dibayarin Adi. Setelahnya dia lapor lagi ke Allah dia sholat dhuha, kali ini dia nangis " Ya Allah, nasibku begini amat ya.."

Setelah selesai sholat dan bersiap memakai sepatu, datang mobil alphard warna hitam ke sekolah, turun seorang ibu dan anaknya

Ade : woy Assallamu'alaikum Adi
Adi : loh Ade, Waalaikumsallam
Ade : udah pada berangkat ya?
Adi : iya udah pada berangkat
Ade : kok kamu gak ikut? ketinggalan ya?
Adi : ya begitulah, sebenarnya sih bukan ketinggalan, saya belum bayar. lalu kamu sendiri kenapa?
Ade : ya niatnya mau berangkat, e kok udah ditinggal aja sama bis, soalnya kena macet di jalan.                   bentar ya
Adi : oohhh, eh iya ..
Si Ade lalu bilang ke ibunya tentang Adi. Dan ...

Ade : yuk kita susul teman-teman kalian, kita naik mobil
(dengan kagetnya Adi menjawab)
Adi : Subhanallah, naik mobil ? Alphard hitam ini ?
Ade : iya naik
Adi : AllahuAkbar, hmm bismillah.

( dengan perasaan bercampur aduk Adi naik dan duduk di dalam mobil tersebut)

Ibu Ade : yang enak ya dik, duduknya
Adi : iya tante..

Lalu di perjalanan si Adi nangis, berlinang air mata..

Ade : kenapa kamu ? gak pernah naik Alphard ya ? (sambil bercanda Ade menghibur Adi)
Adi : nggak, ayah saya bener, ayah saya bener ..
Ade : memang ayahmu ngomong apa?
Adi : " yang punya duit belum tentu berangkat, yang gak punya duit belum tentu gak berangkat dan                yang bayar belum tentu berangkat dan yang belum bayar belum tentu juga gak berangkat "
Adi : ooohhh.. ( si Ade hanya terdiam bingung dan heran)

Lalu berhentilah mobil tersebut di kilometer 26 dan mampir di sebuah rest area, terlihat ibu Ade dari kejauhan membawa makanan yang banyak dan enak untuk Ade dan Adi. lalu si Adi meneteskan air mata lagi.

Ade : walah, nangis lagi, kenapa kamu?
Adi : enggak, saya lagi ngebayangin temen-temen yang bayar Rp. 27000 cuma dapat 1 roti
Ade : oohhh.. ( Ade masih terheran sambil memakan makanan dari ibunya)
Di sisi lain, tepatnya di rumah Adi.

Ayah : Bu, kalo anak kita pulang di jam 9 pagi ini, berarti dia gagal pergi, tapi semoga dia bertemu                 Allah
Ibu    : Aamiiin, Pak

Tetapi siapa sangka si Adi tidak pulang dan pulang jam 7 malam

Adi   : Assallamu'alaikum, Yah, Bu !
Ayah : Waalaikumsallam, wush.. keren, bawa apa itu?
Adi   : ini ada tales, singkong, pisang
Ayah : Subhanallah anak ayah..

Lalu diceritakanlah perjalanan Adi mulai berangkat sampai pulang kepada ayahnya..

Adi : Sipp, bagus, akhirnya berangkat kan, besok pagi, berangkat seperti itu lagi ya. Doa, doa, doa.              Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.

*Pelajaran yang diajarkan ayah kepada anaknya bahwa dahulukanlah Allah dari apapun.

[Kisah nyata, diceritakan oleh seorang santri di Daar el Qolam 2]

Allaah dulu, Allaah lagi, Allaah terus .. ^_^

Oleh: Sayyidah Murtafiah Djauhar

editing : Abu Alya
logoblog

Monday, 28 August 2017

Cerita Lucu Pengantin Baru Malam Pertama



Ini Menceritakan tentang pengantin baru yang berduaan di kamar. Pada tengah malam pertama itu, tiba-tiba

Istri: (Mengerang) “Aduh, sakitnya bang! Bagaimana nih kisah malam pertama bang.?”

Suami: (Menenangkan) “Jangan nangis Sayang, nanti emak ayah dengar mereka mungkin belum tidur lagi tu.”

Kebetulan kamar mertua hanya bersebelahan kamar tidur pengantin.

Isteri: (Teresak esak mengerang) “Sakitnya Bang.”

Tapi kerana tidak dapat menahan sakit, isterinya tambah kuat mengerang.

suami: (Kuat sedikit suaranya) “Sabar Sayang! Tahan saja, besok baru cabut.”

Sejak dari tadi si mertua lelaki masih belum tidur. Dia memang terdengar anak perempuannya mengerang, tapi dia tidak peduli, biasalah malam pengantin fikirnya. Tapi kali ini dia sudah hilang sabar, karena anak perempuanya terus menerus mengerang kesakitan. Dia bangun, pergi ke kamar pengantin

Mertua: (Menendang pintu kamar pengantin dan berteriak) “Ada apa ini? Tak faham aku? Anak aku bisa mati kalau besok baru kau cabut! CABUT SEKARANG JUGA!”

(Terkejut besarlah kedua pengantin itu).

Pengantin Perempuan: (Sambil tersipu-sipu) “Abah, sakit gigi takan mati, lagipun mana ada klinik Gigi yang buka 24 jam?”
logoblog