Tuesday, 28 August 2018

Ngaras roso

Wengi iki isih koyo wingi

Mbulan jumangkah ngulon

Pratondo isuk wus tumuli njedul

Bebarengan lintang kang isih sumunar

Jumangkah siji siji ngecaki pucukane ratri

Embun tumetes sakjroning suket esuk koyo eluh ku tan kebendung

Ra keroso jangkah ku wus adoh

Adoh ninggalake langit kang tansoyo padhang

Sumilir angin tansah ngancani pedhut esuk kang sumanding

Koyo roso kang tansoyo gedhe, tresno kang tansoyo jero

Sumegrak atiku yen kelingan esem manise

Kang tansah ngumandangake tembang tresno sak jroning dada

Pedhut tak roso tansoyo kandel, nalikane jangkah ku nyandung gedhene pepesthi

Pepesthi kang wis ora biso tak owahi

Esuk iki padhange langit wus gumanti dening petenge mendhung

Mendhung peteng kang gumatung sak jroning ati

Koyo roso kangen iki kang tan soyo jero, koyo jeroning jurang kang tanpo wates

Neng pinggir dalan iki grimis riwis riwis gumanti dening mudune banyu udan

Nyumilakake kabut tresno...

Nanging kabeh mau wus tumuli telat..

Kesaput gedhene angin pèpèsthén

Pèpèsthén antaraning aku lan sliramu kang wus tumuli ono kang nduweni

Arep ra tak roso hananging tetep kroso...

Mbuuh... iyo mbuuh... Koyo jaremu diajeng..

Nanging aku ora biso selak seko roso iki

Wus tak jugang jero neng pojoking ati iki

Nanging roso iki tetep ora biso ilang... Ora biso diajeng...

Thathit samber sinamber, bledhek gumuruh ing awan iki

Kabeh kui wus ra tak roso

Amung pangajab ku dumateng gusti kang murbeng dumadi,

Mugo roso ku lan roso mu biso nyawiji sanadyan ing saklam liyo...
logoblog

Thursday, 12 October 2017

Jaka Kendil

Karena bentuk tubuhnya yang menyerupai kendil1(guci, periuk) seorang anak dijuluki Joko Kendil oleh penduduk di daerah sekitar ia tinggal. ia sering diejek dan dijauhi teman-temannya karena bentuk tubuhnya. Namun ia tak pernah bersedih akan hal itu. Dia tetap rajin bekerja membantu ibunya. Banyak yang sering memandangnya dengan aneh, tapi ia tetap percaya diri saat mengangkat barang-barang belanjaannya dari pasar.
Suatu hari, di kampung tempat tinggal Joko Kendil, datang sebuah keluarga baru. Keluarga sederhana yang mempunyai seorang anak lelaki kurus dan botak. Karena tak ada sehelai pun rambut tumbuh di kepalanya, ia dinamai si Gundul.
Seperti yang telah terjadi pada Joko Kendil, si Gundul juga sering diejek. Si Gundul sering muram dan sedih karena ejekan teman-temannya. Joko Kendil terharu akan keadaan si Gundul, maka ia pun menghibur si Gundul. “Jangan sedih. Biarkan saja mereka menghina kita. Kita memang punya kekurangan. Tapi yang penting, kita tak menyakiti orang lain,” kata Joko Kendil kepada si Gundul.
Sejak itu Joko Kendil sering bermain layang-layang bersama si Gundul. Si Gundul sangat jago bermain laying-layang. Belum ada anak kampung yang bisa bermain layang-layang sehebat itu. Joko Kendil senang bermain dengannya. Selain itu, si Gundul juga jago memanah, dia mengajarkan Joko Kendil membidikkan anak panahnya ke sasaran yang jauh dengan tepat. Persahabatan mereka makin erat, meskipun anak-anak kampung masih saja suka mengejek mereka.
Pada suatu hari, Joko Kendil mendengar cerita di kampungnya bahwa seorang raja mempunyai tiga orang putri yang cantik. Joko Kendil tertarik untuk melamar putri sang raja. Mendengar Joko Kendil hendak melamar putri raja, orang-orang kampung mencemoohnya karena tak mungkin lamarannya diterima oleh seorang pemuda dengan bentuk tubuh seperti dia.
Hanya si Gundul satu-satunya yang memberi semangat kepada Joko Gendil. “Aku percaya kepadamu, Joko Kendil. Engkau pasti punya alasan kuat untuk melamar putri raja. Kebaikan hatimu, ketulusan dan kejujuranmu jauh lebih berharga. Aku berharap sang putri melihat semua itu dalam dirimu.” Joko kendil terharu mendengarnya. Dipeluknya sahabatnya itu. Sebagai bekal perjalanan, si Gundul memberikan busur kesayangannya kepada Joko Kendil untuk menjaga diri.
Berangkatlah Joko Kendil dan ibunya ke istana. Dan disampaikannya di sana, niatnya untuk mempersunting putri raja. Putri sulung dan putri kedua langsung menolaknya begitu mereka melihat bentuk tubuh Joko Kendil. Namun, sang puti bungsu menerima pinangannya. Menikahlah Joko Kendil dengan putri bungsu sang raja dengan pesta yang sangat meriah.
Tak berapa lama kemudian, di istana diadakan adu ketangkasan memanah dan dimenangkan oleh seorang ksatria tampan. Putri sulung dan putri kedua tertarik kepada ksatria yang tak dikenal itu. Mereka mengejek putri bungsu yang tak mungkin mendapatka sang ksatria tampan tersebut karena telah menikah dengan Joko Kendil. Karena ejekan saudaranya, putri bungsu langsung menangis dan berlari ke kamarnya. Sesampainya di sana, dia menemukan sebuah guci yang kemudian dibanting hingga pecah berkeping-keping. Tak lama kemudian, muncullah ksatria tampan yang tadi memenangkan adu ketangkasan. ia sedang mencari-cari gucinya.
“Siapa engkau? Mengapa engkau bisa berada di sini?”
“Sesungguhnya, akulah suamimu, Putri. Aku Joko Kendil. Kini aku tak bisa berubah menjadi Joko Kendil yang dulu karena gucinya sudah pecah. Jadi, apakah engkau tetap mau menjadi istriku?”
Putri bungsu menangis bahagia. Tak disangka, suaminya adalah seorang ksatria tampan. Mereka berdua segera melaporkan hal ini ke baginda raja yang dengan sukacita segera mengumumkannya ke seluruh kerajaan.
Walaupun telah berubah wujud, Joko Kendil tetap mengingat sahabatnya, si Gundul, yang telah memberinya semangat untuk melamar sang putri. Di jemputlah si Gundul di kampungnya. Awalnya si Gundul menolaknya karena sudah tak mengenal lagi rupanya, namun setelah ditunjukkan busur yang dulu pernah ia berikan kepada Joko Kendil, barulah ia percaya.
“Joko Kendil, aku mau diajak ke istana. Tapi apakah engkau tidak malu dengan keadaanku? Engkau bukanlah Joko Kendil yang dulu lagi, melainkan seorang ksatria tampan. Sedangkan aku tetap saja si Gundul yang kurus, botak, dan buruk rupa.”
“Tentu saja aku tidak malu terhadap keadaanmu. Bukankah engkau tetap sahabatku yang terbaik? Keluhuran budimu jauh lebih bernilai daripada bentuk tubuhmu,” jawab Joko Kendil.
Sejak itu, Joko Kendil dan si Gundul tinggal di istana. Si Gundul diangkat menjadi pelatih ketangkasan memanah prajurit kerajaan. Mereka tetap bersahabat, hidup rukun, saling menghargai dan sang menyayangi satu sama lain.

Dikutip dari :
S. Tary, Retno W, 33 Cerita Rakyat Menakjubkan, Mizan Media Utama, 2009
Pesan Moral :
Setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tak perlu kecil hati akan kekurangan karena setelah kesulitan kita pasti akan diberi jalan kemudahan oleh Tuhan.
1. kendil (bhs Jawa) = guci, periuk, tempat menyimpan nasi dari tanah liat, sekarang masih dapat dilihat pada tempat penjual gudeg asli jogja untuk menyimpan lauknya.
logoblog

Tuesday, 10 October 2017

Makna Uborampe Dalam Sesajen Kenduri

Lambang-lambang dan makna dalam sesajen upacara kenduri sangat banyak, berikut beberapa makna dalam sesaji tersebut.

Sega golong 
melambangkan kebulatan tekad yang manunggal atau istilah Jawanya “tekad kang gumolong dadi sawiji”. Dalam hal kematian, baik yang mati maupun keluarga yang ditinggalkannya sama-sama mempunyai tujuan yaitu surga.

Sega asahan atau ambengan 
melambangkan suatu maksud agar arwah si mati maupun keluarga yang masih hidup kelak akan berada pada “pembenganing Pangeran”, artinya selalu mendapatkan ampun atas segala dosa-dosanya dan diterima di sisi - Nya.

Tumpeng atau nasi gunungan 
melambangkan suatu cita-cita atau tujuan yang mulia (gegayuhan kang luhur), seperti gunung yang mempunyai sifat besar dan puncaknya menjulang tinggi. Di samping itu didasari pula kepercayaan masyarakat bahwa di tempat yang tinggi itulah Tuhan Yang Maha Kuasa berada, roh manusiapun kelak akan ke sana.
 
Tumpeng Pungkur 
melambangkan perpisahan antara si mati dengan yang masih hidup, karena arwah si mati akan berada di alam yang lain sedangkan yang hidup masih berada di alam dunia yang ramai ini.

Sega wuduk dan lauk pauk sega atau bumbu lembaran 
maksudnya untuk menjamu roh para leluhur. Ingkung ayam melambangkan kelakuan pasrah atau menyerah kepada kekuasaan Tuhan. Istilah ingkung atau diingkung mempunyai makna “dibanda” atau dibelenggu.

Kembang Rasulan atau Kembang Telon 
melambangkan keharuman doa yang dilontarkan dari hati yang tulus ikhlas lahir batin. Di samping itu bau harus mempunyai makna kemuliaan.

Bubur Merah dan Bubur Putih 
melambangkan keberanian dan kesucian. Di sampingitu bubur merah untuk memule atau tanda bakti kepada roh dari bapak atau roh laki-laki dan bubur putih sebagai tanda bakti kepada roh dari ibu atau roh perempuan. Secara komplitnya adalah sebagai tanda bakti kepada bapa angkasa ibu pertiwi atau penguasa langit dan bumi, semua dibekteni dengan harapan akan memberikan berkah, baik kepada si mati maupun kepada yang masih hidup.

Tukon Pasar 
untuk menghormati “dinten pitu pekenan gangsal” atau hari dan pasaran dengan harapan segala perbuatan dan perjalanan roh si mati maupun yang masih hidup ke semua arah penjuru mata angin akan selalu mendapatkan selamat tanpa halangan. Disamping itu semoga mendapatkan berkah-Nya hari di mana hari itu diadakan selamatan, misalnya malam Kamis pon, Rabu Wage dan lain sebagainya.
 
Wajib 
melambangkan suatu niat ucapan terima kasih kepada kaum yang telah “ngujubake” menjabarakan tujuan selamatan itu, dan terima kasih pula kepada semua fihak yang ditujunya, semoga semuanya itu terkabul. 

Sega punar atau nasi kuning melambangkan kemulian, sebab warna atau cahaya kuning melambangkan sifat kemuliaan. Juga dimaksudkan sebagai jamuan mulia kepada yang dipujinya.
 
Apem 
melambangkan payung dan tameng, dan dimaksudkan agar perjalanan roh si mati maupun yang masih hidup selalu dapat menghadapi tantangannya dan segala gangguannya berkat perlindungan dari yang maha kuasa dan para leluhurnya.

Ketan 
adalah salah satu makanan  dari beras yang mempunyai sifat”pliket’ atau lekat. Dari kata pliket atau ketan, ke-raket melambangkan suatu keadaan atau tujuan yang tidak luntur atau layu, artinya tidak kenal putus asa.

Kolak 
adalah melambangkan suatu hidangan minuman segar atau untuk “seger-seger” sebagai pelepas dahaga. Disamping itu juga melambangkan suatu keadaan atau tujuan yang tidak luntur atau layu, artinya tidak kenal putus asa.
Kambing, merpati dan itik melambangkan suatu kendaraan yang akan dikendarai oleh roh si mati.

Sajian lain  seperti tikar, benang lawe, jodog, sentir, clupak, minyak klentik, sisir, minyak wangi, cermin, kapas, pisang, beras, gula, kelapa, jarum dan lain sebagainya yang mana hal ini biasanya pada selamatan seribu hari adalah sebagai lambang dari segala perlengkapan hidup manusia sehari-hari, dan semua itu dimaksudkan sebagai bekal roh si mati dalam menjalani kehidupan di alam baka. 

Adapun maknanya adalah sebagai berikut :
Benang Lawe 
adalah benag putih sebagai lambang tali suci sebagai pengikat atau tali hubugan antara keluarga yang ditinggalkan dengan yang sudah pergi jauh itu.
 
Jodog dan Sentir 
adalah lambang penerang, maksudnya agar roh si mati tadi selalu mendapatkan terang.

Clupak berisi minyak dan sumbu 
melambangkan obor di perjalanan dan semangan yang tinggi.

Minyak klentik 1 botol 
sebagai lambang bekal cadangan jika sewaktu-waktu kehabisan atau lampunya mati. Sebab kebiasaan orang Jawa jaman dulu menggunakan minyak lampu bukan dari minyak tanah seperti sekarang, melainkan dengan minyak kelapa atau minyak klentik.

Sisir, Minyak Wangi dan cermin 
melambangkan sebagai perlengkapan make up atau untuk “dandan’atau  menghiasi diri, agar rapi dan wangi,
jika perempuan ibarat seperti bidadari, jika laki-laki ibarat sepeti satriya yang tampan.

Kapas yang biasa sebagai alas atau isi bantal melambangkan bantal suci.

Pisang Raja 
sebagai lambang persembahan kepada yang maha kuasa di samping itu juga sebagai buah segar. 

Beras, Gula Kelapa 
melambangkan makanan beserta lauk dan bumbunya, sebagai bekal hidup di alam kelanggengan.
 
Jarum dan perlengkapannya 
sebagai lambang alat pembuat pakaian, maksudnya sebagai bekal untuk membuat pakaian jika sewaktu pakaiannya rusak.

Walaupun terkesan sederhana kenduren masih di lestarikan hingga saat ini. Tradisi ini memiliki nilai positif di masyarakat karena dapat memperkuat nilai - nilai kebersamaan dan mempererat tali persaudaraan.
logoblog

Makna Kenduri atau Kenduren

Masih Ingatkah dengan Kenduren atau Kenduri..??
Dalam adat masyarakat jawa banyak upacara adat yang dilakukan, namun upacara adat ini sekarang banyak yang tergilas jaman. Didaerah perkotaan mungkin saat ini sudah tidak dikenal lagi. Tetapi pada masyarakat pedesaan upacara kenduri atau kenduren ini sampai saat ini masih banyak di lakukan. 

Sebenarnya ucpacara adat ini bertujuan untuk bersyukur kepada yang Maha Kuasa atas nikmat yang telah di berikan - Nya dan juga untuk memohon keselamatan dan kesuksesan hajat yang akan mereka laksanakan. Salah satu upacara adat tersebut adalah kenduri atau kenduren. Kenduren ini dihadiri oleh para keluarga dan tetangga, yang dipimpin oleh pemuka adat atau ada yang menyebutnya sebagai "kaum" yang biasanya laki - laki. Dalam kenduren ini di sajikan tumpeng yang lengkap dengan lauk pauk dan sesajen biasanya berupa bunga, dupa dan kemenyan. Tumpeng dan lauk pauk ini nanti setelah berdoa akan di bagian kepada yang hadir, serta saat pulang akan di bawakan sebagai buah tangan atau di sebut berkat. dalam berkat ini berisi sembako atau tergantung oleh kemampuan tuan rumah. 

Tujuan dari diadakannya kenduren ini bermacam - macam, yang salah satunya adala berdoa memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk hajat yang akan dilakukan. Keduren sendiri ada bermacam - macam jenisnya. Ada kenduren untuk kelahiran, pernikahan, kematian dan masih banyak lainnya. Untuk kenduren kematian di bagi menjadi beberapa bagian yaitu :
Nelung Ndina atau tiga hari setelah kematian, pitung ndina atau tujuh hari setelah kematian, Matang puluh atau empat puluh hari, Nyatus atau seratus hari setelah kematian. Pada Nyatus atau seratus hari setelah kemaian inipun masih di bagi lagi menjadi : mendhak pisan atau setahun pertama. mendhak pindo atau tahun kedua,  nyewu atau mendhak ketelu atau seribu hari setelah meninggal dan yang terakhir adalah khol atau qol ysng biasanya di pringati setiap tahun. Dalam upacara adat juga memerlukan uborampe atau sesaji. 

Untuk sesaji ini banyak ragamnya dan sarat akan makna. Hal ini akan kita sampai pada artikel berikutnya.
logoblog

Thursday, 5 October 2017

Benteng - Bentengan

Benteng - bentengan ini merupakan permainan tradisional yang ada di berbagai daerah di nusantara. Nama lain dari benteng - bentengan ini adalah pris - prisan dan masih banyak penyebutan lainnya di tiap daerah. Permainan ini memerlukan pemain antara 8 sampai 10 orang. Dalam permainan bentengan - bentengan ini pemain di bagi menjadi dua kelompok. Setelah di bagi menjadi dua kelompok maka setiap kelompok harus memiliki benteng yang harus mereka pertahan kan. Benteng ini dapat berupa kayu atau pohon. Nah benteng ini yang harus di pertahankan, setiap kelompok untuk mempertahankan benteng biasanya membagi kelompok mereka menjadi beberapa tugas, yaitu sebagai penyerang, bertahan dan pengalih perhatian.
Untuk memenangkan permainan ini harus bisa menyentuh benteng lawan atau menahan lawan sebanyak mungkin.Kelompok yang bisa menyentuh benteng lawan atau menawan lawan yang paling banyak inilah yang akan menjadi pemenangnya.
Nah gampang kan permainan ini, dan  pastinya akan menyenangkan.
Nih videonya :


logoblog

Monday, 25 September 2017

Dakon

Congklak atau Dakon adalah permainan sederhana yang mengasah daya nalar anak. Uniknya game ini melatih jiwa dagang anak, dan ketajaman berpikir buat ngambil keuntungan. Dakon adalah salah satu jenis permainan yang dapat dimainkan oleh anak-anak laki-laki maupun perempuan.Bahkan, dakon bisa juga dimainkan oleh orang dewasa sebagai sarana rekreasi.Dakon sebenarnya adalah alat untuk bermain congklak. Alat ini terbuat dari kayu dengan panjang 50 cm, lebar 20 cm, dan tebal 10 cm. Bagian atas kayu ini diberi lubang dengan 5 cm untuk diameternya dan 3 cm untuk dalamnya. 
 
Jumlah lubang dakon minimal 12 buah.Permainan ini membutuhkan biji dakon.Biji dakon ini bisa menggunakan biji sawo kecil atau sawo manila, atau pun kelereng kecil. Bermain dakon dimungkinkan tanpa kayu sebagai arena. Dakon bisa dimainkan di atas tanah dengan membuat lubang-lubang kecil di tanah sejumlah 12. Permainan dakon di tanah biasanya menggunakan batu-batu kecil sebagai bijinya. Jumlah pemainnya minimal 2 orang. Jika banyak pemain giliran dibuat sesuai dengan kesepakatan bersama. Jumlah biji dakon tidak ditentukan. Ini disesuaikan kondisi dan kesepakatan para pemain. Permainan ini hanya bisa dimainkan oleh 2 orang.

Cara bermai Dakon awalnya setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Salah seorang yang memulai (biasanya melakukan suite untuk menentukan siapa yang lebih dulu) dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke tiap-tiap lubang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia mendapatkan kesempatan khusus dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila ternyata habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.

Permainan dianggap selesai apabila salah satu pemain sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lobang besar disisi kanan dan kiri pemain). Pemenang ditentukan dengan yang mendapatkan biji terbanyak.
 
Untuk lebih jelasnya ini videonya yaa...
 
 

logoblog

Enggrang ato Egrang

Merupakan permainan tradisional yang sampai saat ini belum di ketahui asal muasalnya, permainan ini di tiap daerah memiliki banyak sebutan,  sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau.

Permainan ini memerlukan ketangkasan dan keseimbangan dalam memainkannya, sehingga pemain dapat belajar untuk mengkoordinasikan antara keseimbangan, ketangkasan dan kekuatan. Permainan egrang ini menggunakan bambu sebagai bahan dasarnya. 

Enggrang dibuat secara sederhana dengan menggunakan dua batang bambu (lebih sering memakai bahan ini daripada kayu) yang panjangnya masing-masing sekitar 2 meter. Kemudian sekitar 50 cm dari alas bambu tersebut, bambu dilubangi lalu dimasuki bambu dengan ukuran sekitar 20-30 cm yang berfungsi sebagai pijakan kaki. Maka jadilah sebuah alat permainan yang dinamakan enggrang. Bambu yang biasa dipakai adalah bambu apus atau wulung, dan sangat jarang memakai bambu petung atau ori yang lebih besar dan mudah patah.

Semakin panjang bambu yang kita gunan maka akan semakin sulit untuk di gerakkan, hal ini di karenakan akan menambah ketinggian dari pijakan yang kita buat. Tetapi jika kita sudah mahir menggunakan egrang akan semakin asyik jika semakin tinggi. Tetaapi kita harus tetap lebih berhati - hati.

Sayang, permainan tradisional enggrang –seperti juga alat-alat permainan tradisional lainnya- di masa sekarang sudah tidak lagi dikenal oleh anak-anak yang lebih banyak mengenal permainan modern (playstation) atau permainan impor dari plastik. Permainan enggrang dan sejenisnya sudah lebih banyak mengisi lembaga museum atau lembaga penelitian yang berkaitan dengan nilai budaya dan sejarah.

haaaaa.... asyiiikan bermain engrang kawaan.............. :>)

logoblog

Jamuran

Jamuran adalah dolanan bocah tempo dulu yang sekarang sudah sangat jarang dilakukan, dahulu anak - anak kecil di pedesaan sring memainkan jamuran ini, pada masa kecil ku dulu pun aku sering memainkan bersama kawan kawan ku. Permaini ini memang membutuhkan setidaknya 5 orang untuk bermain.

Cara bermain Jamuran sangatlah sederhana. Diawali dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang harus jaga. Yang kalah hompimpa harus berada di lingkaran (boleh duduk boleh berdiri), lantas sisanya  membuat lingkaran besar sambil bergandengan tangan dan menyanyikan lagu jamuran sambil bergoyang ke kiri dan ke kanan. Begini lagunya:

Jamuran, jamuran, yo ge ge thok Jamur apa, jamur apa, yo ge ge thok Jamur payung ngrembuyung kaya lembayung Sira badhe jamur apa? 

Di beberapa daerah lirik jamuran ini ada sedikit yang berbeda namun nadanya tetap sama. Sedangkan saat saya kecil versi ini yang saya kenal. Setelah lagu selesai dinyanyikan, maka anak yang berada  di tengah lingkaran akan menjawab misalnya “aku njaluk jamur kendi borot”. Setelah mendengar permintaan anak yang di tengah, semuanya pun harus berubah menjadi jamur yang diminta, jika tidak mengikuti perintah maka anak tersebut dianggap kalah dan harus menjadi orang yang berdiri di tengah menggantikan temannya yang tadi. Permainan ini pun biasanya akan diulang terus-menerus hingga lelah.

Lantas apakah jamur kendi borot itu? Bagi anak-anak yang sudah sering melakukan permainan ini mereka akan segera tahu yang dimaksud dengan jamur kendi borot (kendi bocor) adalah mereka harus kencing saat itu juga. Jadi siapa pun yang tidak kencing akan aklah dan menjadi korban yang berdiri di tengah lingkaran. Dulu jaman saya kecil, saya selalu kalah di bagian ini. Namun jika ada yang minta menjadi jamur kethek menek (monyet memanjat) maka saya akan menang karena saya dasarnya pecicilan dan di antara teman-teman cewek saya yang paling pintar memanjat.

Selain dua nama jamur yang sudah saya sebutkan, ada puluhan nama jamur seperti jamur gula setangkep (harus mencari pasangan), jamur patung (diam tak bergerak), jamur montor (berubah menjadi sepeda motor), hingga benda-benda yang mereka inginkan seperti jamur manuk (pura-pura terbang seperti burung), jamur kursi (menjadi tempat duduk), atau jamur ndondok (duduk jongkok) atau juga jamur kethek menek ( menjadi kera yang memanjat).

Nah disinilah kecerdasan diperlukan. Bagi anak-anak yang sudah biasa bermain mereka akan tahu nama-nama jamur dan gerakan apa yang harus mereka lakukan. Namun bagi anak yang agak terlambat dalam berpikir atau baru saja bermain biasanya dia tidak bisa memahami perintah dan selalu kalah.

Suatu ketika saya pernah mengajak saudara yang baru liburan ke rumah untuk ikut dalam permainan ini. Berhubung dia tidak bisa berbahasa Jawa dan baru mengenal permainan ini maka dia sering kalah. Namun beberapa anak sering memberitahu apa yang harus dia laukan. Secara tidak langsung permainan ini mengajarkan untuk saling bekerjasama dan peduli pada teman yang lain. Lewat permainan ini pula saudara saya akhirnya bisa mendapat banyak teman di kampung.

Seandainya pemerintah peka terhadap hal - hal semacam ini, mungkin di masukkan dalam paket wisata sehingga orang - orang luar akan mengenal bahwa kita memiliki permainan yang mengasyikkan.


logoblog

Monday, 18 September 2017

Dua mata pisau perkembangan teknologi

Ya ampunn…!! Satu kata yang bisa terucap walaupun bercampur heran yang teramat sangat. Saat ini penurunan moral atau dengan bahasa gaulnya degradasi moral semakin tak terkendali lagi. Degradasi moral ini bukan saja terjadi pada orang – orang yang telah dewasa tetapi terjadi juga pada anak – anak.
Di era komunikasi yang kian canggih dan terbuka saat ini, anak – anak dapat dengan leluasa mengakses berbagai informasi melalui banyak media. Informasi ini dengan sangat mudah mereka dapatkan, salah satu sumber yang saat ini baru tren adalah internet atau dunia maya yang bisa mereka diakses melalui berbagai media baik yang private berupa telpon genggam atau yang bersifat umum seperti warnet.
Di rumah yang menyediakan akses internet mereka dapat di awasi oleh orang tua, tetapi jika sudah masuk warnet fungsi parental control jadi hilang. Di dalam warnet inilah anak dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi yang mereka inginkan dengan mudah apalagi tanpa pengawasan yang memadai. Berbagai situs dapat mereka akses dengan bebasnya. Walaupun sebagian warnet telah menerapkan apa yang disebut dengan Indonesia Sehat, tetapi penyedia konten kadang lebih jeli dari pemerintah untuk menyusupkan berbagai konten yang berbau porno atau lebih halus mereka menyebutnya dengan 17+ atau situs dewasa. Situs – situs ini ada yang dengan gamblang memajang berbagai gambar yang belum layak untuk di lihat anak – anak, walaupun mereka sudah memberi peringatan di halam pertama web mereka tentang konten yang di muat dalam web tersebut, tetapi tak jarang pula yang menyamarkan konten pornografi mereka dengan iklan obat – obatan penambah stamina yang tiba – tiba muncul saat anak – anak sedang browsing. Hal inilah yang bisa mmenjadikan mereka semakin penasaran dengan apa yang mereka lihat, karena sifat keingintahuan mereka yang besar atau dengan bahasa kerennya adalah kepo, mereka akan penasaran dengan apa yang tampil di laman web.
Dengan alasan apapun tetap saja anak dapat dengan mudah mengaksesnya, inilah yang sangat membahayakan masa depan mereka jika kita sebagai orang tua kurang atau bahkan tidak memberikan pengertian yang jelas kepada anak tentang bergai konten yang boleh mereka akses, bahkan jika perlu kita mendampingi mereka dalam melakukan browsing, tetapi saya yakin kita orang tua akan banyak menyita waktu untuk melakukannya. Sebaliknya jika kita tidak memberikan ijin maka mereka akan ketinggalan informasi bahkan dapat dikatakan kuper atau kurang pergaulan.
Banyak kejadian yang sebenarnya bersumber dari konten – konten berbau pornografi ini, sebagai contoh disalah satu daerah terjadi hubungan layaknya suami istri. Peristiwa ini melibatkan dua laki – laki dan satu perempuan di sebuah rumah kosong, dan ternyata pelakunya adalah anak – anak yang masih berusia sekolah dasar kelas dua dan kelas tiga, setelah dilakukan penyelidikan yang mendalam ternyata mereka mendapatkan ide untuk berhubungan intim dari ponsel orang tua mereka dan dari mereka juga pernah melihat di salah satu warnet atau warung internet saat mereka sedang bermain game online muncul iklan yang menurut mereka adalah iklan yang membuat penasaran sehingga mereka membukanya dan ternyata berisi konten – konten porno. Dengan kejadian ini siapa yang layak untuk kita salahkan?. Sebenarnya jika kita tidak mengkoreksi diri maka banyak yang akan saling menyalahkan dengan kejadian tersebut. Penyedia konten merasa mereka bekerja untuk penghidupan mereka sedang kita berpendapat bahwa hal yang di lakukan para penyedia konten adalah merusak moral, hal ini tidak akan pernah dapat di temukan jalan keluarnya.
Sebagai orang tua kita sebaiknya semakin meningkatkan pengawasan terhadap anak kita tanpa mengurangi hak -  hak mereka untuk mendapatkan informasi yang layak bagi usia mereka. Dengan demikian kita tidak perlu untuk saling menyalahkan. Karena bagi menyedia konten porno mereka tidak akan peduli dengan akibat yang dapat di timbulkan, sedang realitas yang terjadi adalah semikin parahnya degradasi mental terutama pada anak – anak. Maka disinilah peran orang tua sangat penting untuk mengawasi anak – anak, walaupun sesibuk apapun sempatkan untuk memperhatikan mereka. Kasih sayang terhadap anak bukan hanya berupa harta, anak – anak lebih memerlukan kasih sayang dan perhatian secara langsung dari kedua orang tua. 
Jangan menyalahkan anak jika mereka sekarang lebih menghormati pembantu dari pada kedua orang tua mereka, hal ini di karenakan kedua orang tua sibuk dengan urusan pekerjaan mereka masing – masing sehingga mereka tidak sempat meluangkan waktu dengan anak – anak mereka secara langsung.  Hal ini juga sering menjadikan alasan untuk anak – anak turun kejalan, dengan alasan kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua sehingga tercipta anak – anak jalanan.
logoblog

Jilbab dan Rokok

Memang sore ini aku sengaja datang ke café ini untuk menikmati panasnya secangkir kopi dan rokok sebagai pendamping setia sekedar pelepas penat setelah seharian berkutat dengan seabreg perkerjaan yang tak jelas ujung pangkalnya. Cangkir demi cangkir kuteguk dengan nikmat bersama hembusan kenikmatan asap rokok yang mengepul dengan mesranya. Saat kopi ini tinggal seteguk lagi jam sudah kian menggeser terik matahari dengan rona jingga yang memukau, seorang perempuan masuk dan mendudukan dirinya terpaut satu meja dari ku, dendan  kecantikannya yang memukau, paras wajahnya terpoles sedemikian rupa hingga letih seorang pekerja tak tampak sedikitpun. Ia lepaskan blazernya dan tak lama secangkir kopi tersaji di hadapannya, ia mengeluarkan sebungkus rokok. Batang putih itu teselip elegan diantara bibir merah basah, tersulut dan terhisap. Dialihkan pandangan matanya keluar menembus kaca jendela yang menampilkan rintik – rintik hujan seraya perlahan ia hisap kembali sebatang kretek ditangannya, menghembuskannya kembali perlahan.
Hhhmm… seteguk kopi telah membasahi kerongkongannya, ia betulkan jilbabnya yang sedikit miring, memang ia seorang perempuan berjilbab dan perokok. Aku perhatikan kiri dan kanan ku terasa beberapa orang memicingkan matanya melihat wanita itu merokok. Sedikit bisik – bisik seorang perempuan disamping mejaku berkomentar ”Malu sama jilbab”. Emang ada apa dengan jilbab??, Memang apa bedanya perempuan berjilbab merokok dengan seorang laki – laki berpeci, berbaju koko dan merokok??... bagiku ternyata penggambaran oleh orang terhadap perempuan yang merokok adalah stigma. Stigma yang diartikan sebagai cap buruk, entah sejak kapan srigma ini menempel.
Pada jaman dahulu dan sekarang merokok dan perempuan selalu diartikan sebagai hal yang buruk, bahkan sampai amoral, tetapi apakah benar merokok adalah hal yang amoral ? ternyata semua itu hanyalah sebuah pencitraan atau lebih sebagai ketimpangan pencitraan. Ini bisa terjadi karena dalam aspek keIslaman terutama pada konteks masyarakat Indonesia pelekatan citra tidak pernah terlepas dari system dominasi yang di kembangkan oleh budaya patriarki.Dalam islam sendiri setahu saya tidak ada dalil yang menyatakan bahwa merokok itu dilarang, apalagi bagi seorang wanita, paling menjadi makruh lebih di karenakan pertimbangan manfaat dan akibatnya, bukan berdasar salah dan benarnya. Pernah ada ucapan” Islam tidak pernah melarang perempuan untuk merokok, tetapi Islam melarang perempuan untuk memamerkan auratnya” kalau sudah begini bukankah sewajarnya kita kembali bertannya pada diri kita sendiri, apakah berjilbab dan merokok adalah perbuatan yang terlarang?


Sumber: Buku “Perempuan berbicara kretek” Abmi Handayani,dkk. Indonesia Berdikari. yovitacantik.blogspot.com, dan sumber lainnya
logoblog